Monday, January 21, 2013

LIVE IN PART 1


Gambar ini saya buat gara-gara ada tugas sekolah -_-. (kalau ngga, nggak bakalan sampai diwarna). Sayangnya di tengah jalan jadi males dan akhirnya backgroundnya pun bener-bener ngasal (Beda banget sama cewek di depan yang dibikin rapi en detail :D)

Oke... seputar live in.... teman-teman saya banyak juga yang bikin sinopsis tentang live in in, coba tengok blog mereka >>> 2cangkirkopi dan SPARK

EPILOG (Skip aja karena ini isinya cuma curhatan)

Live in (Edukasi Cinta Lingkungan) itu semacam homestay... Kita tinggal di rumah penduduk dan merasakan kehidupan asli di pedesaan. Pertama kali tahu ada acara ini, saya langsung excited banget ^^. 

Hanya saja, saya nggak suka dengan perlakuan sekolah saya yang terlalu berlebihan. Mungkin memang itulah yang dimaksud perhatian, tapi saya sebel sama briefing yang begitu banyaaaak. Menyita waktu tapi sangat tidak berguna. Bila waktu briefing itu dikumpulkan jadi satu, sudah bisa buat nonton The Lord of The Ring, tiga-tiganya sekaligus!!! (Dan kalian tahu betapa panjang itu filmnya)

Apalagi hal yang dibahas itu-itu saja. Oh please, kayak kami nggak bisa baca apa yang ditulis di buku panduan saja. Dan yang bikin tersinggung adalah kalimat seorang guru yang mengucapkan "Apa kalian bisa menjaga tata krama kalian di sana nanti, tanpa briefing yang lengkap?"

Oh super please... Untuk apa kami belajar PKn dari SD kelas 1 sampai SMA kelas 3? Tanpa itupun, kami bukan anak-anak super kaya ala boys before flowers yang suka meremehkan orang miskin. Kami sama-sama makan nasi. Tapi apa boleh buat, yang berlalu sudah berlalu. Curhat sepanjang apapun, waktu buat briefing itu nggak akan balik. 

KETIKA LIVE IN...

 Ketika pertama kali dikasih tau live in, bayanganku adalah hidup susah, mandi di kali, makanan sedikit, dan yang melas-melas. Tapi ternyata? Kamar mandi bersih dan bagus, lantai keramik, hidup bahagia, dan makanan berlimpah!! Pokoknya, saya beneran kerasan dah di sana. Bokerpun lancar!! Padahal konon katanya, boker hanya bisa dilakukan di dua tempat : rumah sendiri dan tempat yang dirasa nyaman. Desa live in telah menjadi rumah sendiri bagi kami.

Hari pertama adalah mengikuti misa gereja dengan ritual daerah setempat. Kemudian, kami berdesak-desakan naik angkot ke rumah tempat tinggal masing-masing (perjalanannya seperti naik roller coaster). Hari pertama saya langsung tidur karena kecapekan. ^v^.

Hari kedua jauh lebih seru. Kami membantu di sawah (kayak yang saya gambar), kemudian bermain di sungai.

Hari ketiga acara utamanya adalah jelajah alam. Jelajah alamnya sih biasa saja, tapi nasi setelah jelajah alam itu LUAR BIASA ENAK. KAYAK MAKANAN DEWA. Ini cius loh. Entah karena berasnya pulen sangat atau karena saya bener-bener kecapekan.

Malamnya adalah puncak acara. Kami melakukan pentas kesenian sesuai daerah masing-masing. Dan diwarnai dengan insiden teman saya (nama tidak disebutkan untuk melindungi privasi) yang celananya melorot di tengah tarian. <<< dan saya ngakak paling keras tapi setelah itu merasa bersalah.

Dan hari keempat diwarnai dengan perpisahan.

Selamat tinggal Magelang!! Desa Juwono tak akan terlupakan!! Thanks to Bapak dan Ibu Marjuki, mereka sudah seperti orang tuaku sendiri!!

PELAJARAN BERHARGA DAN OLEH-OLEH....

Banyak oleh-oleh yang kami terima ketika pulang. Tak hanya kulit yang gosong dan berat badan yang naik, tapi juga pelajaran moral yang berharga. Tak lupa salak, cabe, buncis, dan tomat pun kami bawa pulang (satu dus!!)

Yang paling berkesan adalah keramahan mereka. Warga desa sangat antusias menyambut kami, dan memberikan segala yang terbaik untuk kami! Makanan yang mereka sediakan begitu berlimpah, bahkan saya yakin pasti melebihi budget dana yang diberikan sekolah.

Bahkan ketika saya mengatakan "telurnya enak", tahu-tahu besoknya, porsinya nambah!! Saya benar-benar takjub. Kekeluargaan di desa benar-benar sangat terasa. Bahkan kami pun juga ikut terpengaruh. Rasanya tiba-tiba semua teman menjadi jauh lebih ramah. ^v^.

Rasanya sangat menyenangkan!! Percayalah, kesedihan dan kemiskinan petani yang diekspos itu cuma dibuat-buat. 

Petani di desa adalah orang-orang PALING KAYA di muka bumi ini. Mereka seakan satu kesatuan, selalu bersama, saling mengasihi dan saling membantu. 

Mereka adalah orang-orang TEGUH dan PERKASA. Gagal panen, letusan merapi, maupun bencana tak pernah menyurutkan mereka. Kesusahan hidup maupun kesenangan selalu dipikul bersama-sama.

Mereka adalah orang-orang PALING BAHAGIA yang pernah saya lihat.


------------------------------------------------------------
Part 2nya akan berisi foto-foto penuh kenangan ^^.

No comments:

Post a Comment